Selasa, 23 Maret 2021

MENGENAL BULAN SYABAN SEBELUM MEMPERINGATI MALAM NIFSU SYABAN

Merdeka.com 


Tidak lama lagi seluruh umat muslim akan berjumpa dengan malam nifsu syaban, di kalangan masyarakat malam nifsu syaban dianggap sebagai gerbang bulan Ramadhan. Pada tahun ini malam nifsu syaban akan jatuh pada hari Minggu 28 Maret 2021.

Nifsu syaban terjadi pada pertengahan bulan syaban yakni bulan ke-8 dalam hitungan kalender hijriah lalu apa arti dari syaban ? seorang ulama berkata bahwa syaban شعبان   diambil dari kata يتشبن yang artinya bercabang-cabang, maksudnya adalah bercabang-cabang atau bermacam-macam kebaikan yang ada didalam bulan tersebut. Dikatakan juga bahwa diambil dari kata الشعب  yaitu jalan yang berada di gunung, maksudnya adalah terdapat jalan yang baik pada bulan syaban.


Bulan syaban juga disebut sebagai bulannya nabi Muhammad, beliau bersabda :

رَجَب شَهْرُ اللهِ، َوَشَعْبَان شَهْرِي، وَرَمَضَان شَهْرُ أُمّتِي

Rajab adalah bulannya Allah, dan Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku.

Jika bulan rajab kita dianjurkan untuk memperbanyak baca istigfar maka di bulan sya’ban kita dianjurkan untuk memperbanyak sholawat lalu pada bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk mengoptimalkan seluruh amal kita.


Dalam kitab ماذا في شعبان  karya Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Alhasany disebutkan bahwa IbnuAbi Shoif Al Yamani mengatakan bahwa sesungguhnya bulan Syaban adalah bulan sholawat kepada nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan surat yang turun pada bulan Syaban yakni QS. Al-Ahzab ayat 56 :

إِنّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

Sesungguhnya Allah dan Malaikatnya bersholawat kepada Nabi, wahai orang beriman bersholawatlah kepada Nabi Muhammad SAW dan ucapkanlah salam.


Dalam kitab karya Abuya Sayyid Muhammad juga menjelaskan bahwa pada bulan Syaban terdapat pula hari yang mulai yakni Nifsu Syaban. Dalam malam nifsu syaban terdapat banyak kejadian yang agung salah satu yang dijelaskan ialah تحويل القبلة   atau perpindahan kiblat. Bahwasanya Rasulullah SAW sangat menantikan pergantian kiblat dari Baitul Maqdis menghadap ke Ka’bah. 


Rasulullah SAW sangat menantikan peristiwa ini, beliau selalu menatap ke arah  langst dengan berharap ada wahyu yang di turunkan, hingga Allah SWT mengabulkan impian beliau tersebut dan mewujudkannya dengan menurunkan firman dalam QS. AL-Baqarah ayat 144 :

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.


Sebelum dipindahkannya kiblat para kaum musim sholat menghadap ke arah baitul maqdis sebagai kiblat selama 17 bulan dan 3  hari semenjak isra’ miraj kemudian Allah memerintahakan nabi Muhammad merubah arah kiblat saat Nabi melaksanakan sholat dhuhur pada rakaat ketiga di Madinah dan peristiwa ini terjadi pada 15 Syaban atau lebih kita kenal dengan Nifsyu Syaban tahun kedua setelah hijriah atau Tahun ke 12 kenabian.



Penulis : Safira Widyaningrum


EmoticonEmoticon